Kesempurnaan yang Menjijikan

Pernah tidak sih kalian berpikir bahwa manusia ternyata lebih hina dari seekor anjing?
Sedangkan kita beramai-ramai menganjingkan manusia lain yang tidak sama denganya.

FirmanNya mengatakan bahwa manusia diutus hidup di dunia agar menjadi khalifah. Artinya pemimpin. Karena itu pula manusia di daulat sebagai makhluk paling sempurna karena memiliki akal dan pikiran. Sayangnya hanya punya sedikit hati. Bahkan ada yang tidak memiliki sama sekali. Miris.

Berteriak penuh emosi pada mereka yang menentang Tuhan, tapi justru dia yang tidak menjalankan perintah Tuhan. Saya kira Tuhan tidak hanya memerintahkan manusia hanya sekedar beribadah. Walau mungkin yang paling tersurat adalah perintah bersujud padaNya. Hanya saja Tuhan perkataan Tuhan tidak sesempit itu. Saya yakin. Mengapa? Karena Dia Maha Kaya. Bukankah kita mengakui itu semua? Sekalipun kalian yang tidak percaya ada Dia. Atau kalian yang siang malam memujaNya.

Entah apa rahasia yang Dia sembunyikan. Sejujurnya saya tidak setuju kalau manusia yang memimpin dunia. Mungkin manusia jaman dahulu bisa dipercaya. Sewaktu Adam masih beradaptasi dengan bumi. Tapi untuk sekarang? Seandainya Tuhan bisa diajak diskusi dan menerima saran kami para manusia yang sedang resah. Resah menyadari betapa menjijikannya makhluk paling sempurna ini. Saya rasa Tuhan harus memperbarahui firmanNya.

Kaya-miskin, pintar-bodoh, cantik-buruk rupa, gendut-kurus, tinggi-pendek, alim-kafir, aaahh. Manusia selalu hidup dengan perbandingan. Seolah dengan perbandingan membuat mereka lebih tinggi dari yang lain. Tapi mati-matian juga menentang kalau hidup hanya sementara.

Saya melihat betapa manusia berjingkat-jingkat jika ada sampah. Menutup hidung rapat-rapat akan bau busuk. Mana mata dari kotoran dan bangkai. Tapi tidak pernah mau berhenti menghasilkannya. Tidak mau membersihkan sampah, tapi selalu menghasilkan sampah. Ironi bukan? Memicingkan mata pada pemulung atau mereka yang mau memegang kotoran dengan dalih jorok. Kenyataannya, tanpa orang-orang itu akan jadi apa kehidupan ini? Sehari saja mobil bak kuning itu absen. Lalu kemudian seminggu. Bisa dibayangkan akan jadi apa kota ini?

Apa sih kehidupan ini? Masih pantaskah manusia yang memimpin? Bukankah mereka perusak paling ulung? Oke. Saya mengerti kali ini.

Cita-cita kehidupan ini adalah hanya satu. Mati. Kiamat. Dengan manusia sebagai pemimpinnya. Sekaligus perusaknya. Bayangkan saja kalau pemimpinnya monyet? Anjing? Rasanya tidak mungkin bumi ini akan hancur. Makanya Tuhan mengutus manusia jadi pemimpin. Dengan begitu, kehidupan akan cepat berakhir. Bumi sebagai rumahnya manusia akan musnah oleh pemiliknya sendiri.

Mungkin jawaban mengapa Tuhan menciptakan anjing. Kesombongan selalu berdiri diatas "merasa". Saya yakin anjing tidak sesungguhnya hina atau haram. Itu hanya ilusi untuk mengelabuhi manusia. Bukannya kita dianggap baik karena ada yang buruk? Kalau saja anjing tidak sehina itu mungkin manusia tidak akan merasa yang paling sempurna. Kalau saja monyet tidak dianggap buruk, mungkin manusia tidak akan merasa paling cantik sendiri. Ya.. benar.

Masih sempat-sempatnya ya, manusia membanggakan diri? Bisa jadi anjing menjulurkan lidah bukan karena kodratnya. Tapi sedang mengolok-olok manusia. Monyet yang suka garuk-garuk. Bisa jadi karena kehidupan manusia terlalu menggelikan?
ck ck ck

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayo Bicara Agama

Semua Orang Butuh Permisi

Si Bisu yang Tidak Tunarungu dan Si Buta yang Tidak Tunanetra