Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Mengganti Receh dengan Nasi Bungkus

Gambar
Pernahkah kalian berpikir uang yang cepat habis padahal tidak membeli apapun? Tiba-tiba pengeluaran bulanan terasa membengkak hanya karena sekali dua kali makan diluar? Atau merasa tidak berguna padahal tidak buruk-buruk juga ekonominya? Apapun itu, masalah ekonomi memang sangat pelik dan sensitif. Terlebih bagi saya seorang mahasiswa perantauan. Dulu ingin sekali melakukan  donasi  sewaktu di kampung, karena di kampung masyarakatnya sudah makmur. Sewaktu di kota  masih juga tidak berdonasi, padahal banyak yang tidak makmur.   Fenomena dhuafa kaya raya mengarahkan pada gerakan anti memberi  receh  pada kaum dhuafa di jalanan. Gerakan ini untuk membuat mereka mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Sehingga dapat bekerja yang lebih halal dan tidak mengganggu kenyamanan khalayak umum. Gerakan baik bagi masyarakat dan para dhuafa itu sendiri. Sayangnya,  gerakan ini semakin menipiskan rasa empati. Tidak semua dhuafa adalah kaya raya. Namun, daripada pusing membedakan yang aktin

Semua Orang Butuh Permisi

Malam ini untuk kesekian kalinya aku ditegur oleh seseorang karena tidak permisi. Kalau tidak salah ketiga kalinya. Sekali saja sudah cukup menampar seharusnya. Tapi untuk makhluk keras kepala sepertiku harus tiga kali. Kalau saja setelah ini bisa berubah. Kalau tidak, ya semoga saja tidak ditampar sungguhan. Di gang sempit itu, dari beberapa meter sebelum melewati seorang ibu paruh baya dengan tasbih di jemarinya. Sorot matanya menuju ke kami, aku melihat itu. Lumayan tajam tatapannya pada kami, jauh sebelum kami lewat. Mungkin itu kode, supaya aku dan temanku permisi. Selain itu, beliau berdiri tepat di tengah jalan. Sayangnya, kami tidak peka. Sama sekali. Begitu kami mendekat, ibu itu menepi. Lewat beberapa langkah kami berlalu, beliau memanggil. “Dek dek.. “. Kami berhenti. “Kalau lewat sini permisi ya. Ini kan bukan jalan umum”, kami tertegun. “Iya bu, maaf ya..”. Kemudian kami cepat berlalu. Beliau tidak marah. Bicaranya juga sopan sekali, seolah dua anak kurang ajar di